Jumat, 18 Januari 2013

JANGAN BUTA CINTA


Maha Agung Allah yang telah menganugerahkan jiwa-jiwa persaudaraan buat seorang muslim.Ada kebahagiaan tersendiri ketika hidup dengan banyak teman dan saudara seiman.Mungkin , itulah diantara bentuk keberkahan.Namun tidak semua pertemanan berujung kebaikan.Perlu kiat tersendiri agar niat baik pun menghasilkan yang baik.
Mengenali tema dengan baik 
            Islam adalah agama yang santun.Seperti itulah ketika islam mengajarkan umatnya untuk senantiasa mendahului salam.Mendahului salam sangat dianjurkan Rasulullah saw, kepada yang kita kenal belum “... berilah salam kepada orang yang kamu kenal dan orang yang belum kamu kenal.”
(Muntafaqun ‘Alaih)
Dari salam inilah hal pertama yang bisa didapat dari calon teman adalah muslimkah dia.Paling tidak, ada gambaran sejauh mana tingkat keislaman orang itu.Karena seorang muslim yang baik paham kewajiban menjawab salam.
Setelah saling berbalas salam, jalinan perkenalan dirangsang dengan mengenalkan diri si pemberi salam terlebih dahulu.Dari situlah tukar informasi diri berlangsung lancar.Dan senyum merupakan ungkapan tersendiri yang mensinyalkan rasa persaudaraan dan perdamaian.Rasulullah saw bersabda  ,”jiwa-jiwa manusia ibarat pasukan.Bila saling mengenal menjadi rukun dan bila tidak saling mengenal timbul perselisihan.” (HR.Muslim).
Namun, satu momen perkenalan itu jelas belum cukup.Butuh interaksi secara alami.Setelah itu, waktu dan jumlah pertemuanlah yang menentukan.Apakah perkenalan berlanjut pada persaudaraan atau sebaliknya, sekedar kenal saja.Dan keinginan kuat untuk bersaudara mesti diutamakan dari sekedar kenal.Terlebih persaudaraan karena jalinan iman dan taqwa.
Allah swt. Mengisyaratkan itu dalam surat Al-Hujurat ayat 13 “Hai manusia,sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal.Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa di antara kamu.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.
Walau pada tingkat persaudaraan,perkenalan bukan berarti sesuatu yang sudah usai.Karena kehidupan manusia tidak diam.Ia selalu bergerak, berubah, dan berganti.Termasuk pada sikap dan karakter.Boleh jadi, seseorang bisa terheran-heran dengan perubahan teman lama yang pernah ia kenal.Karena ada yang beda dalam fisik, sikap, karakter, bahkan keyakinan.
Perubahan-perubahan itulah menjadikan seorang muslim senantiasa menghidupkan nasihat.Muslim yang baik tidak cukup hanya mampu memberi nasihat.Tapi, juga siap menerima nasihat.Dari nasihat itulah, hal-hal buruk yang baru muncul dari seorang teman bisa terluruskan.


Mewaspadai dampak buruk seorang teman
Buruk sangka dalam pertemanan memang tidak dibenarkan islam.Tapi, ketika ada fakta-fakta yang menyatakan tidak bagusnya seorang teman, dan nasihat sudah tidak lagi ampuh, kewaspadaan mungkin jadi jalan terakhir.Karena tidak tertutup kemungkinan keburukan pun bisa menular.Paling tidak kecipratan air busuk temannya.
Rasulullah saw. bersabda “Kawan pendamping yang saleh ibarat penjual minyak wangi.Bila ia  tidak memberimu minyak wangi kamu akan mencium keharumannya.Sedangkan kawan pendamping yang buruk itu ibarat tukang pandai besi.Bila kamu tidak terjilat api kamu akan terkena asapnya”.(HR.Bukhari)
Mewaspadai tidak berarti memutus pertemanan buat selamanya.Apalagi menyebar hawa permusuhan dan kebencian.Karena boleh jadi, sifat buruk bisa berubah baik.Sebgaimana baik bisa menjadi buruk.Kontribusi sebagai seorang teman mesti terus mengalir.Paling tidak dalam bentuk do’a
Berhati-hati mencintai seseorang
Cinta itu tidak melulu antara laik-laki dan wanita. Ada cinta lain yang berwarna persaudaraan dan pertemanan.Karena ikatan suku, profesi, sekelompok orang yang bisa saling mencintai.Begitu pun dalam islam.Rasulullah saw mengatakan “Tidaklah beriman seseorag diantara kamu sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.
Umumnya cinta itu punya rumus : Saling kenal, saling paham, saling cinta dan saling berkorban.Tapi ada cinta yang datang tiba-tiba.Mungkin karena ada sesuatu yang menarik dari penampilan fisik, cinta langsung berbunga.Atau, karena ada seseorag yang begitu murah hati dan dermawan, cinta bisa tumbuh pesat.Ada utang budi yang berinti cinta.Kalau sudah begitu, pengorbanan menjadi sesuatu yang amat ringan.
Kalau ada orang yang cepat dicintai itu memang layak dicintai, simpati dan pengorbanan tentu akan berubah kebaikan.Tapi, bagaimana jika yang tiba-tiba di cintai   itu punya maksut jahat.Karena kelihaian atau karena sudah jadi profesi cinta itu bisa dimanipulasi menjadi alat efektif melakukan penipuan.
Karena itu Rasulullah saw. Mewanti-wanti dalam mencintai seseorang. Cinta bisa menghilangkan daya kritis dan rasionalitas seseorang.

                                                                                               



0 komentar:

Posting Komentar