Maha Agung Allah yang telah
menganugerahkan jiwa-jiwa persaudaraan buat seorang muslim.Ada kebahagiaan
tersendiri ketika hidup dengan banyak teman dan saudara seiman.Mungkin , itulah
diantara bentuk keberkahan.Namun tidak semua pertemanan berujung kebaikan.Perlu
kiat tersendiri agar niat baik pun menghasilkan yang baik.
Mengenali tema dengan baik
Islam adalah
agama yang santun.Seperti itulah ketika islam mengajarkan umatnya untuk
senantiasa mendahului salam.Mendahului salam sangat dianjurkan Rasulullah saw,
kepada yang kita kenal belum “... berilah salam kepada orang yang kamu kenal
dan orang yang belum kamu kenal.”
(Muntafaqun ‘Alaih)
Dari salam inilah hal pertama
yang bisa didapat dari calon teman adalah muslimkah dia.Paling tidak, ada
gambaran sejauh mana tingkat keislaman orang itu.Karena seorang muslim yang
baik paham kewajiban menjawab salam.
Setelah saling
berbalas salam, jalinan perkenalan dirangsang dengan mengenalkan diri si
pemberi salam terlebih dahulu.Dari situlah tukar informasi diri berlangsung
lancar.Dan senyum merupakan ungkapan tersendiri yang mensinyalkan rasa
persaudaraan dan perdamaian.Rasulullah saw bersabda ,”jiwa-jiwa manusia
ibarat pasukan.Bila saling mengenal menjadi rukun dan bila tidak saling
mengenal timbul perselisihan.” (HR.Muslim).
Namun, satu
momen perkenalan itu jelas belum cukup.Butuh interaksi secara alami.Setelah
itu, waktu dan jumlah pertemuanlah yang menentukan.Apakah perkenalan berlanjut
pada persaudaraan atau sebaliknya, sekedar kenal saja.Dan keinginan kuat untuk
bersaudara mesti diutamakan dari sekedar kenal.Terlebih persaudaraan karena
jalinan iman dan taqwa.
Allah swt.
Mengisyaratkan itu dalam surat Al-Hujurat ayat 13 “Hai manusia,sesungguhnya
kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal
mengenal.Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu kamu di sisi Allah
adalah orang yang paling bertaqwa di antara kamu.Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal”.
Walau pada tingkat
persaudaraan,perkenalan bukan berarti sesuatu yang sudah usai.Karena kehidupan
manusia tidak diam.Ia selalu bergerak, berubah, dan berganti.Termasuk pada
sikap dan karakter.Boleh jadi, seseorang bisa terheran-heran dengan perubahan
teman lama yang pernah ia kenal.Karena ada yang beda dalam fisik, sikap,
karakter, bahkan keyakinan.
Perubahan-perubahan itulah
menjadikan seorang muslim senantiasa menghidupkan nasihat.Muslim yang baik
tidak cukup hanya mampu memberi nasihat.Tapi, juga siap menerima nasihat.Dari
nasihat itulah, hal-hal buruk yang baru muncul dari seorang teman bisa
terluruskan.
Mewaspadai dampak buruk seorang
teman
Buruk sangka
dalam pertemanan memang tidak dibenarkan islam.Tapi, ketika ada fakta-fakta
yang menyatakan tidak bagusnya seorang teman, dan nasihat sudah tidak lagi
ampuh, kewaspadaan mungkin jadi jalan terakhir.Karena tidak tertutup
kemungkinan keburukan pun bisa menular.Paling tidak kecipratan air busuk
temannya.
Rasulullah saw. bersabda “Kawan
pendamping yang saleh ibarat penjual minyak wangi.Bila ia tidak memberimu
minyak wangi kamu akan mencium keharumannya.Sedangkan kawan pendamping yang
buruk itu ibarat tukang pandai besi.Bila kamu tidak terjilat api kamu akan
terkena asapnya”.(HR.Bukhari)
Mewaspadai tidak berarti memutus
pertemanan buat selamanya.Apalagi menyebar hawa permusuhan dan kebencian.Karena
boleh jadi, sifat buruk bisa berubah baik.Sebgaimana baik bisa menjadi
buruk.Kontribusi sebagai seorang teman mesti terus mengalir.Paling tidak dalam
bentuk do’a
Berhati-hati mencintai seseorang
Cinta itu tidak
melulu antara laik-laki dan wanita. Ada cinta lain yang berwarna persaudaraan
dan pertemanan.Karena ikatan suku, profesi, sekelompok orang yang bisa saling
mencintai.Begitu pun dalam islam.Rasulullah saw mengatakan “Tidaklah beriman
seseorag diantara kamu sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia
mencintai dirinya sendiri.
Umumnya cinta itu punya rumus :
Saling kenal, saling paham, saling cinta dan saling berkorban.Tapi ada cinta
yang datang tiba-tiba.Mungkin karena ada sesuatu yang menarik dari penampilan
fisik, cinta langsung berbunga.Atau, karena ada seseorag yang begitu murah hati
dan dermawan, cinta bisa tumbuh pesat.Ada utang budi yang berinti cinta.Kalau
sudah begitu, pengorbanan menjadi sesuatu yang amat ringan.
Kalau ada orang
yang cepat dicintai itu memang layak dicintai, simpati dan pengorbanan tentu
akan berubah kebaikan.Tapi, bagaimana jika yang tiba-tiba di cintai
itu punya maksut jahat.Karena kelihaian atau karena sudah jadi profesi cinta
itu bisa dimanipulasi menjadi alat efektif melakukan penipuan.
Karena itu Rasulullah saw.
Mewanti-wanti dalam mencintai seseorang. Cinta bisa menghilangkan daya kritis
dan rasionalitas seseorang.
0 komentar:
Posting Komentar